24 November 2012

Sudah capek dengan kegagalan yang ada. Selalu saja jatuh ke dalam lubang yang sama. Mau bangkit tapi terjatuh lagi. Mau berdiri disangga tiang pun tetap terjatuh kembali. Diajarkan berdiri dengan benar diatas kedua kaki ini hingga diteriaki, tetap saja terjatuh lagi. Jadi harus apa?


Pertanyaan itu sudah memudar sejak lama. Dari dahulu memudar karena sudah terjawab. Jawabannya simple sekali. Yaitu, kamu harus berdiri di atas kedua kakimu tanpa penyangga apapun dengan hati yang kuat dan ikhlas. Kemantapan dan kematangan hati adalah jawaban dari kegelisah ini. Untuk menemukannya, maka kamu harus mencarinya sendiri, karena itu tidak bisa kita minta dan kita beri. Dari kamu untuk kamu, disatukan menjadi , untuk kita.

Terharu sama postingan sahabat tersayang, Maidina Rahmawati. Dia adalah teman seperjuangan dalam meraih impian yang beterbangan di angkasa. Kita selalu siap untuk melompat, melompat lebih tinggi hingga dianggap seperti terbang. Jangan sekali-kali meremehkan kita, karena kita akan selalu membuktikannya, bahwa kita bisa. Masa kelabu telah lewat karena itu adalah masa lalu. Sekarang adalah tadi yang tertunda, dan nanti yang menunggu. Aku mau kita berdua dan kita semua sukses dengan takaran yang pasti, yaitu sukses di mata Allah SWT. Mauku adalah motivasiku lainnya.

Beberapa hari ini semua terasa begitu berat.

Nilai uts 1 fisika keluar dan seperti biasanya aku terjatuh kembali di lubang yang sama. aku gagal. Nilai uts 1 kalkulus juga keluar dan Alhamdulillah memuaskan sekali. Nilai lainnya sih belum :').

Sekarang sudah H-jam konser Keluarga Paduan Angklung ITB yang dimana bikin dag dig dug ser. Gue selaluu aja miss di lagu asian pop, entah kenapa gitu. Selain itu, hal yang gue takutin adalah, besok gue harus pakai heels yang super duper tinggi banget untuk main angklung. krik.

High heels itu punya temen kosan sih sebenernya, bukan punya gue :3

Homesick memang bikin sedih. Kemarin sempat nangis beberapa saat karena saking kangennya dengan suasana di rumah. Sendirian di kamar memang bikin kerasa banget kesepiannya. Aku kangen Bapak, Mama, sama Fira. Kangen. Kangen. Terlebih lagi ada penyesalan karena terlalu boros. Harus bayar bahan baju, bayar penjahit, bayar fotokopian, setiap makan porsinya selalu porsi Godzila, dan makanan danus yang selalu bikin ngiler. Maaf ya Pak, Firda boros banget.

Masalah di kosan juga bikin hati tambah berat. Sedih ngeliat Dea sama ibu kos. Jengkel juga sih sama kekolotan ibunya. Akhasil, Dea harus pindah kosan :'( padahal udah terlanjur seneng dan nyaman banget sama suasana kosan. Bagaimanapun juga, hal ini lebih baik buat Dea. Kalau emang udah gak nyaman yaaaaaa lebih baik pindah aja :)

Terima kasih banyak Mai, berkat postingannya gue jadi termotivasi lagi. Makasih banget.